GRESIK, iNews.id - Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai daerah dengan kultur dan semangat berinovasi yang tinggi. Beragam inovasi telah lahir dan masuk dalam pelbagai kompetisi inovasi di berbagai penyelenggaraan. Tak terkecuali dalam Sinergisitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan (SP2K) Provinsi Jawa Timur. Setidaknya dalam 4 tahun terakhir selalu ada kecamatan dari Bumi Blambangan ini yang masuk dalam Lima Terbaik.
Pada tahun ini, giliran Kecamatan Rogojampi mewakili Banyuwangi dalam Lima Besar SP2K Jatim 2022. Selain kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara umum yang relatif baik, empat inovasi utama kecamatan dengan sepuluh desa ini yakni Hecker, Posting Dong, Yamin Perkasa, dan Pak Asmat juga cukup memiliki keunikan.
Hartono, Camat Rogojampi menyebut keberhasilan kecamatannya masuk dalam lima besar SP2K ini tidak lepas dari dukungan semua pemangku kepentingan di kecamatan.
“Sinergisitas selalu kita bangun. Buktinya dalam kegiatan penilaian hari ini, semua pihak ikut hadir dan terlibat saling membantu,” ungkap camat yang tahun kemarin juga sukses membawa Kecamatan Licin masuk Lima Besar SP2K tersebut dalam sambutan Tinjau Lapang di Kantor Kecamatan Rogojampi, Rabu (23/11) kemarin.
Profesor Sutinah, Guru Besar Fisip Unair menyebut inovasi Yamin Perkasa dan Pak Asmat merupakan bentuk pengejawantahan inklusi sosial dalam pelayanan kecamatan.
“Tentu ini sangat baik sebagai wujud pelayanan pemerintah kepada semua warga tanpa terkecuali,” puji dosen yang sudah mengabdi 40 tahun di Universitas Airlangga tersebut.
Inovasi unggulan Rogojampi yakni Posting Dong juga mendapat perhatian khusus dari tim penilai. Posting Dong adalah akronim dari Stop Stunting dengan Odong-Odong. Inovasi ini diujicoba di Desa Pengatigan karena menjadi desa terbanyak penyumbang Stunting di Rogojampi. Tercatat pada akhir 2021 sebanyak 57 balita mengalami stunting dan gizi buruk.
Penanganan 57 balita ini sempat mengalami kendala karena orang tua balita yang tidak bisa hadir ke posyandu stunting. Pihak Kecamatan dan Desa kemudian melakukan antar-jemput ibu dan balita stunting ini dengan odong-odong. Antar-jemput ini pun membuat balita senang ikut posyandu, dan orang tua juga dimudahkan karena tidak perlu repot dengan transportasi ke posyandu.
Odong-odong dengan seorang “Kapten Gizi” ini disewa dengan tarif 400 ribu tiap antar-jemput di empat posko dikawal Babinsa dan Babinkamtibmas. Lalu ibu dan balita stunting dibawa ke Posyandu Stunting. Sehingga tingkat kehadiran posyandu balita stunting ini 100% dan pada akhirnya mengurangi balita stunting akibat intervensi gizi serta edukasi pola hidup bersih dan sehat kepada orang tua.
Anak-anak juga mendapatkan edukasi melalui Boneka Bercerita. Dampaknya cukup signifikan, dari 57 balita stunting pada akhir 2021, per oktober 2022 tinggal 17 balita stunting.
“Keunggulan inovasi ini dibanding yang lain adalah tertib administrasi dan punya panduan yang relatif lebih lengkap. Namun PR pak Camat adalah mereplikasi inovasi ini di desa-desa lain,” tanggap Ahmad Faizin Karimi, peneliti inovasi dari JPIP yang menjadi salah satu penilai SP2K Jatim 2022 ini.
Editor : Agus Ismanto