Percepat Perbaikan Smelter, Freeport Datangkan Komponen dengan Antonov AN-124

JAKARTA, iNewsGresik.id – PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan percepatan perbaikan fasilitas Common Gas Cleaning (CGC) Plant di smelter Gresik dengan mendatangkan komponen kritikal menggunakan pesawat kargo Antonov AN-124 dan Boeing 747. Langkah ini diambil untuk memangkas waktu pengiriman, yang jika menggunakan kapal laut bisa memakan waktu hingga 60 hari.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyatakan bahwa proses recovery smelter harus berlangsung cepat dan efisien agar produksi dapat segera kembali normal. 

Baca Juga

Dukung UMKM Berkelanjutan, Freeport Indonesia Perkuat Program Pemberdayaan

"Kami berupaya semaksimal mungkin agar perbaikan ini berjalan efektif. Penggunaan pesawat kargo memungkinkan waktu tempuh pengiriman hanya 35 jam, jauh lebih cepat dibandingkan kapal laut," ujar Tony di Jakarta, Selasa (4/3).

Komponen penting yang dikirim antara lain Wet Electrostatic Precipitator internals (bundel tabung) dan metal expansion joints, yang diproduksi di Jerman. Kedua komponen ini memiliki ukuran besar sehingga tidak memungkinkan untuk diangkut dengan pesawat kargo reguler.

Pengiriman dilakukan dalam tiga tahap dengan total berat mencapai 75,7 ton. Pengiriman pertama berlangsung pada 6 Februari 2025, diikuti pengiriman kedua pada 25 Februari 2025, dan terakhir pada 2 Maret 2025, semuanya langsung dari Frankfurt, Jerman, menuju Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya, pada 29 November 2024, Freeport juga telah menggunakan Boeing 747 untuk mengirim 58 ton komponen pertama.

Baca Juga

PTFI Berikan Penghargaan Tim Pemadam Kebakaran atas Respons Cepat di Smelter Gresik

Tony mengapresiasi sinergi berbagai pihak dalam kelancaran pengiriman ini. “Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, TNI AL dan AU, Bea Cukai, serta seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung kelancaran proses ini,” katanya.

Dengan percepatan ini, PTFI optimistis smelter di Gresik dapat segera kembali beroperasi dan mendukung hilirisasi industri tambang nasional.

Editor : Agus Ismanto