Momentum Ibadah di Malam Ganjil: Ribuan Muslim Padati Makam Wali di Gresik

GRESIK, iNewsGresik. id - Ribuan umat Muslim memadati kompleks makam Sunan Giri dan Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada malam ke-25 Ramadan atau yang dikenal sebagai Malam Selawe.
Tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk memperbanyak ibadah, seperti i’tikaf, doa, dan amal kebaikan, dengan harapan mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar.
Sejak sore hari, jamaah dari berbagai daerah mulai berdatangan. Mereka datang dengan penuh keyakinan bahwa malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan adalah waktu istimewa yang diyakini memiliki keutamaan luar biasa.
Selain berdoa dan membaca Al-Qur’an, banyak jamaah yang menggelar i’tikaf di area makam, berharap memperoleh pahala setara dengan seribu bulan.
Salah seorang pengunjung, Mohammad Tajuddin, mengungkapkan bahwa kehadirannya di makam Sunan Giri dan Syeikh Maulana Malik Ibrahim bukan hanya untuk berziarah, tetapi juga untuk memperbanyak ibadah di penghujung bulan suci.
"Umat Islam disunnahkan memperbanyak i’tikaf dan amal kebaikan, karena pahalanya setara dengan beribadah selama seribu bulan," ujar Tajuddin.
Tradisi beribadah di makam wali pada malam ganjil ini awalnya dilakukan oleh para santri yang berharap mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar. Seiring waktu, kebiasaan ini berkembang dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Gresik dan sekitarnya.
Sebagai bagian dari Wali Songo, Sunan Giri dan Syeikh Maulana Malik Ibrahim memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Tak heran, makam mereka hingga kini tetap menjadi pusat spiritual yang ramai dikunjungi, terutama di momen-momen istimewa seperti Ramadan.
Dengan berlangsungnya tradisi ini, masyarakat Gresik dan para jamaah dari berbagai daerah terus melestarikan nilai-nilai keislaman yang telah diwariskan turun-temurun, menjadikan malam-malam ganjil di akhir Ramadan sebagai waktu yang penuh makna dan berkah.
Editor : Agus Ismanto