get app
inews
Aa
Read Next : Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Limbah Industri

Sukses Budidayakan Ikan Bilih, PT Semen Padang Tebar 7.000 Ekor ke Habitat Aslinya

Selasa, 02 Agustus 2022 | 20:38 WIB
header img
Ikan bilih yang ditebar merupakan hasil pembudidayaan PT Semen Padang bersama Universitas Bung Hatta (UBH) di area konservasi Kehati PT Semen Padang.

GRESIK, iNews.id - PT Semen Padang, anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melepas sebanyak 7.000 ikan bilih  ke habitat aslinya di Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Ikan Bilih yang dilepas merupakan hasil pembudidayaan  PT Semen Padang bersama Universitas Bung Hatta (UBH) di area konservasi  Kehati PT Semen Padang.

Keberhasilan PT Semen Padang membudidayakan ikan Bilih di luar habitat asli merupakan kali pertama. Menggunakan beberapa teknologi yakni alami, semi alami dan buatan. Sedangkan, pengembangbiakan dilakukan di laboratorium penelitian di area D1 PT Semen Padang. 

Penebaran ribuan ikan endemik yang terancam punah itu, dilakukan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, bersama Dirut dan jajaran Direksi PT Semen Indonesia (SIG) serta PT Semen Padang.

Dari SIG,dilakukan Direktur Utama, Donny Arsal, Direktur Operasi, Yosviandri, Direktur Bisnis dan Pemasaran, Aulia Mulki Oemar. Sedangkan dari PT Semen Padang, dilakukan Direktur Utama, Asri Mukhtar, dan Direktur Keuangan & Umum, Oktoweri.

Penebaran ikan endemi ke habitat aslinya juga dilakukan jajaran direksi PT SIG, PT Semen Padang, Komisaris PT Semen Padang, Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi, Rektor UBH, Tafdil Husni serta guru besar UBH, Hafrijal Syandri, dan sejumlah staf pimpinan SIG dan PT Semen Padang.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan Ikan bilih ini merupakan hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT Semen Padang sejak Juli 2018. 

“Konservasi ikan bilih, merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Khususnya ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis, satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat ekploitasi," kata Donny Arsal.

Lebih lanjut, Donny Arsal menjelaskan, konservasi yang dilakukan cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih. diharapkan, konservasi diimbangi dengan pembatasan penggunaan bagan dan sebagainya. 

"Melihat tingkat keberhasilan yang tinggi, maka upaya konservasi  perlu ditingkatkan dalam skala yang lebih besar dan menjadi wahana edukasi masyarakat tentang pembudidayaan ikan bilih di luar habitatnya," jelas Donny Arsal.

Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengapresiasi PT SIG dan LPPM UBH atas keberhasilannya melestarikan ikan Bilih dari ancaman kepunahan. Menurutnya tidak mudah melakukan konservasi ikan bilih di luar habitatnya.  

“Bahkan pada tahun 2020, status ikan bilih dinyatakan hampir punah. Harusnya, ikan bilih harganya lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang," kata Audy Joinaldy.

Sementara itu Rektor UBH, Tafdil Husni, mengatakan, keterlibatan UBH dalam konservasi ikan bilih merupakan suatu bentuk kontribusi UBH melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) didukung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 

"Hasil penebaran ikan bilih akan memberikan nilai ekonomis bagi nelayan bilih Danau Singkarak," ujarnya. 

Tafdil Husni, mencontohkan dari 1.500 ekor ikan bilih yang disebar, 800 ekor berjenis betina. Dan setiap satu ekor ikan bilih betina rata rata menghasilkan sebanyak 3.000 telur. 

"Jika dikalkulasikan, maka jumlahnya akan ada 2,4 juta ekor ikan bilih yang akan berkembang biak. Kemudian, untuk 1 juta ekor ikan bilih, sama dengan 5.000 kg," terangnya. 

Lebih jauh, Tafdil Husni menjelaskan, harga ikan bilih sekarang ini mencapai Rp50 ribu. Kalau diperhitungkan dalam setahun, maka jumlahnya bisa mencapai Rp250 juta. 

"Ini untuk 1 juta ekor ikan yang dihasilkan dari 800 ikan bilih betina. Apalagi kalau hitungan kertasnya 2,4 juta, tentu hasilnya ada sekitar Rp600 juta per tahun. Makanya, mari sama-sama kita jaga kelestarian ikan bilih ini, supaya bisa berkembang dengan baik di habitat aslinya ini," jelas Tafdil Husni.

Ikan Bilih merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak yang terancam punah.  Populasinya saat ini sangat terbatas akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat.

Editor : Agus Ismanto

Follow Berita iNews Gresik di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut