GRESIK, iNewsGresik.id - Sebanyak 113 siswa SMA NU 1 Gresik lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri Favorit melalui jalur SMBP dan SMBT. Menariknya, dari jumlah tersebut sebanyak 13 siswa berasal dari kelas percepatan dengan menempuh pendidikan selama 2 tahun.
Selain itu, sebanyak 7 dari 18 orang siswa kelas Tahfidz juga berhasil lulus masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMT. Meski mereka mampu menghafal Alquran, tetapi prestasi akademiknya tidak kalah dibandingkan dengan siswa reguler pada umumnya.
Mereka masih berusia 17 tahun, tetapi sudah diterima di PTN berkat akselerasi selama pelajaran di sekolah. Total ada 13 siswa dari 16 siswa yang menempuh jalur percepatan. Mereka menempuh pendidikan sekolah selama dua tahun lebih cepat dari siswa pada umumnya (Reguler).
Salah satu siswa, Nazalia Rahmadiyanti (17), mengatakan bersyukur diterima masuk di Universitas Airlangga (Unair) jurusan ilmu Politik melalui jalur SMBT. "Alhamdulilah, semua ini, berkat bimbingan guru, fasilitas sekolah dan dukungan keluarga besar sekolah," ujar siswa, asal Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Selasa (27/6).
Dikatakanya, menempuh pendidikan jalur percepatan tidak ada bedanya dengan jalur reguler. Meski menempuh pendidikan lebih cepat, tetapi suasana sangat rileks, tidak tertekan, dan tetap bisa bermain dengan teman teman pada umumnya.
"Teman-teman di kelas percepatan asik, bisa bekerjasama dengan baik, karena guru telah mengatus mengatur jadwal pembelajarannya. Kami di kelas percepatan tidak merasa tertekan. Saya seperti teman-teman pada umumnya," ujar gadis yang akrab disapa Naza.
Hanya saja, lanjutnya, selalu terbiasa mengerjakan tugas sekolah sesegera mungkin. Selain itu, setiap waktu senggang Sabtu dan Minggu digunakan untuk mengerjakan tugas tugas sekolah. "Jadi, ya tidak ada persoalan. Semuanya mengalir begitu saja. Waktu main ya tetep main," bebernya.
Senada disampaikan, Nurut Dianan Andin Choiri, yang diterima masuk Universtas Pembangunan Nasional (UPN) jurusan Teknik sipil melalui jalur SBMT. Menurutnya, mengerjakan tugas sekolah sesegera mungin menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, dirinya juga selalu mengulang kembali pelajaran, setiap usai shalat Shubuh sebelum berangkat ke sekolah.
"Terpenting, harus pintar membagi waktu. Seimbang antara belajar dengan waktu bermain. Yang tidak kalh pentingnya yakni dukungan keluarga dan teman teman di sekolah," ujar gadis yang bercita cita menjadi arsitek.
Kepala sekolah Smanusa Gresik, Agus Syamsudin mengatakan, sekolah terus mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengekspore potensi dalam dirinya."Alhamdulilah, 13 siswa kelas percepatan dan 7 siswa Hafidz berhasil PTN Favoris. Ini sebuah prestasi yang membanggakan bagi Smanusa," ucapnya.
Agus Syamsudin menambahkan, jumlah yang siswa masuk di PTN, masih berpotensi terus bertambah. Mengingat, seleksi masuk perguruan tinggi negeri terus berlangsung hingga saat ini. "Kami optimis, jumlah siswa SMANUSA yang diterima di PTN akan terus bertambah," ujarnya.
Lebih jauh, Agus Syamsudin mengungkapkan proses masuk jalur percepatan (SKS), dilakukan sejak kelas 10. Guru pembimbing melakukan pendekatan dengan melihat sejumlah indikator di antaranya hasil test IQ, nilai akademik, psikologis, dan tes mental. " Jadi, kelas percepatan tidak ujug ujug, tetapi melalui proses panjang dan seleksi dari guru pembimbing," bebernya.
Saat kelas XI, lanjutnya, mereka masuk dalam kelas percepatan. Mereka juga mampu menempuh ilmu pelajaran lebih cepat, di antaranya satu semester dapat ditempuh kurang dari enam bulan. Cukup tiga sampai empat bulan. "Dengan begitu, siswa tidak merasa terbebani dan menempuh pendidikan dengan rileks," ungkapnya.
“Oleh karena itu, merupakan suatu kebanggaan bagi sekolah, jika bisa mengantarkan siswanya lolos menjadi mahasiswa di PTN,” pungkasnya.
Editor : Agus Ismanto