iNewsGresik.id- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Pemkab Gresik terus berinovasi mengembangkan destinasi wisata Heritage Bandar Grissee menjadi ikon wisata kebanggan warga Gresik di antaranya dengan menggelar Cokro Ekraf Festival di jalan HOS Cokro Aminoto, Sabtu, (2/3/2024).
Kegiatan yang memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif, kelompok UMKM dan pecinta seni musik ini menjadi bagian dari realisasi program Nawa Karsa Gresik Lestari, utamanya pada output kunci Revitalisasi Gresik Kota Tua.
“Bandar Grisse ini adalah ikon kota Gresik yang bernuansa Heritage. Maka Pemerintah Daerah terus mendorong pembangunan di kawasan ini agar menjadi salah satu magnit bagi wisatawan, "ungkap Aminatun Habibah, Wakil Bupati Gresik, saat membuka Cokro Ekraf Festival.
Wakil bupati yang akrab disapa Bu Min menambahkan kegiatan ini diharapan memberikan manfaat kepada masyarakat. Sehingga turut serta menjaga dan melestarikan kawasan ini sebagai kawasan heritage kebanggaan masyarakat.
"Saya lihat antusias masyarakat sangat luar biasa. Festival Ekraf ini, dilaksanakan 2 minggu sekali agar dapat dinikmati masyarakat. Sehingga ekonomi makin bertumbuh dan memberikan dampak positif bagi para pelaku UMKM,” harapnya.
Senada disampaikan Kepala Disparekrafbudpora Pemkab Gresik, Syaifudin Ghozali. Menurutnya, festival ini, menghadirkan beragam produk unggulan hasil UMKM di antaranya Kuliner Khas Gresik, Pameran Produk Ekonomi Kreatif, Penampilan Seni dan Budaya, serta pertunjukan musik.
“Selain itu, juga menjadi wadah pelaku ekonomi kreatif. Event ini untuk memperkuat realisasi Nawa Karsa Gresik Lestari,” terang Syaifudin Ghozali.
Cokro Ekraf Festival, lanjutnya dilaksanakan di ruas jalan HOS Cokro Aminoto yang merupakan jalan terpendek di Indonesia, karena panjangnya kurang dari 100 meter.
"Selain tidak mengganggu arus lalu lintas, juga memanfaatkan ruas jalan terpendek di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan destinasi wisata Heritage Bandar Grissee, "jelasnya.
Lebih jauh, Saifudin Ghozali mengungkapkan Cokro Ekraf Festival merupakan fungsionalisasi pembangunan infrastruktur Kawasan Gresik Kota Tua yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Dari sebelumnya tidak tertata, bahkan sebagian kumuh. Kini tertata lebih bagus. Bahkan, Kawasan Gresik Kota Tua telah menjadi magnet wisata Heritage di Kabupaten Gresik.," tegasnya.
Selain Kawasan Bandar Grisse, lanjut Ghozali, Bandar Grissee juga terdapat kampung-kampung bersejarah yang melambangkan keragaman budaya dan toleransi yakni Kampung Arab, Pecinan, Kolonial dan kampung kemasan.
"Kami juga menyediakan bus bertingkat bagi wisatawan yang ingin menyusuri sensasi wisata sejarah dengan keberagaman budaya Indonesia," tegasnya.
Pelestarian budaya dan nilai-nilai tradisional, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJMD) Kabupaten Gresik tahun 2021-2026 diwadahi dalam Nawa Karsa Gresik Lestari, khususnya pada output kunci Revitalisasi Gresik Kota Tua dengan program pelestarian dan pengelolaan cagar budaya, program pengembangan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif, program Kawasan permukiman.
Serta output kunci Pengembangan revitalisasi ekowisata dengan program peningkatan daya Tarik destinasi pariwisata dan program pemasaran pariwisata.
Mengacu pada laporan kinerja Disparekrafbudpora 2023, sebanyak 776 kekayaan budaya di Kabupaten Gresik telah dikembangkan dan dimanfaatkan, sekira 88 persen dari total kekayaan budaya yang ada sebesar 881 kekayaan budaya.
Selain Kawasan Bandar Grisse yang masuk dalam kategori Wisata Heritage (Kawasan bersejarah), Disparekrafbudpora juga telah melaksanakan program peningkatan daya Tarik pariwisata, baik untuk wisata budaya, wisata alam, wisata buatan, dan wisata edukasi.
Peningkatan jumlah wisatawan tercatat sebesar 2-3 persen pertahun, dengan jumlah wisatawan tahun 2023 sebanyak 4.154.112 orang, terbanyak dari wisatawan domestik sebanyak 4.136.140 orang sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 17.972 orang.
Dalam bidang Ekonomi Kreatif, meski baru menjadi bidang tersendiri pada tahun 2022, namun telah berhasil menjalankan berbagai kegiatan pengembangan ekonomi kreatif.
Selain kegiatan pembinaan, pada tahun 2023 juga beberapa kali diadakan pelatihan untuk pelaku industri kreatif, utamanya subsektor kuliner. Selain itu juga telah dilaksanakan pelatihan dan kompetisi barista, mengingat di Gresik dikenal banyak warung kopi. Rencananya tahun 2024 ini akan diperkuat dengan pameran kriya, produk kreatif, dan pelatihan.
Editor : Agus Ismanto