MENGANTI, iNewsGresik.id – Kebakaran hebat melanda pabrik styrofoam dan spon busa PT Sentral Harapan Jaya yang berlokasi di Jalan Kepatihan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Kamis (17/10/2024).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena kebakaran disertai suara ledakan terjadi saat tidak ada aktifitas pekerja di dalam pabrik.
Sejumlah warga dan pegawai pabrik bahu-membahu menyelamatkan kendaraan dan barang berharga di dalam pabrik. Namun, satu unit truk milik pabrik tidak dapat diselamatkan dan terbakar habis.
Akhmad, saksi mata menyampaikan api berasal dari salah satu gudang pemotomgam spon. Namum api dengan cepat menyebar menghangsukan material mudah terbakar di dalam pabrik.
"Api tiba tiba membeaar melalap sebagian besar bangunan. Saya langsung minta bantuan Damkarla Gresik agar api tidak meluas ke tempat lain di sekitarnya " ujarnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Gresik, Suyono, menerjunkan sebanyak tujuh unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Gresik serta beberapa perusahaan dikerahkan untuk memadamkan api.
"Api berhasil dipadamkan, setelah petugas berjibaku padamkan api lebih dari 5 jam, " ujarnya.
Suyono menambahkan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan polisi. Sementara kerugian akibat insiden ini diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah, karena sebagian besar gudang yang berisi bahan baku dan sebagian mesin produksi hangus terbakar.
Suyono, mengimbau masyarakat dan pihak industri untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran, terutama di pabrik-pabrik yang menggunakan bahan mudah terbakar.
"Kami mengimbau agar seluruh pabrik dan industri menerapkan standar keamanan kebakaran yang lebih ketat, termasuk pemasangan sistem deteksi dini dan penyediaan alat pemadam kebakaran yang memadai," ujar Suyono.
Dia juga menekankan pentingnya perawatan berkala terhadap peralatan listrik dan mesin di dalam pabrik untuk mencegah insiden serupa.
"Kebakaran bisa terjadi kapan saja, terutama di tempat dengan banyak material mudah terbakar seperti ini. Pencegahan harus diutamakan," tambahnya.
Editor : Agus Ismanto