GRESIK, iNews.id - Sejumlah penderita katarak Pulau Bawean, Kabupaten Gresik tersenyum lega. Mereka barusaja mendapatkan layanan bantuan operasi katarak gratis yang digelar Eyelink Foundation di pulau berjarak sejauh 80 mil dari pelabuhan Gresik.
Eyelink Foundation melalui program “Membuka Lentera Bawean” menjelajahi ke pelosoak daerah untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari kebutaan akibat gangguan penglihatan. Aksi sosial Kesehatan mata ini, telah memberikan bantun operasi Katarak gratis lebih dari 11 Ribu, di antaranya di Pulau Bawean.
Warga kepulauan Bawean, terutama yang berusia antara 60 sampai 80 tahun menyambut antusias layanan pengobatan mata gratis. Antrian warga terjadi sejak pukul 06.30 WIB. Mereka berbondong bondong mendapatkan tindakan Operasi Katarak & Pterygium gratis yang dilaksanakan di Puskesmas, kecamatan Tambak, Bawean.
“Bapak saya, Sudah hampir satu tahun penglihatanya buram dan mata suka berair. Tidak bisa beraktifitas secara normal, seperti bekerja, mengaji dan beribadah akibat penyakit Katarak yang dideritanya,” ungkap Mega, salah satu anak pasien yang mengantar bapak berobat.
Founder Eyelink Foundation, dr. Uyik Unari, SpM(K) mengatakan ada kebahagiaan yang tidak terungkapkan, saat melihat para pasien penglihatanya kembali normal usai menjalani tindakan Operasi Katarak. "Dengan begitu, mereka bisa kembali produktif dan menjalankan ibadah dengan optimal,” ungkap dokter yang berparktik di Klinik Mata KMU Gresik ini.
dr. Uyik mengungkapkan menambahkan baksos untuk memberantas kebutaan ini, harus sering dilakukan untuk menekan kebutaan akibat Katarak. Baksos telah dilakukan di sejumlah daerah di Jawa Timur di antaranya Banyuwangi, Mojokerto, Bali, Hingga Kalimantan.
“Ternyata banyak masyarakat, terutama masyarakat Bawean yang masih kesulitan mendapat pelayanan kesehatan mata, karena di wilayahnya belum ada dokter Spesialis Mata," ungkapnya.
Dokter spesialias mata yang aktif di berbagai kegiatan sosial, telah menjalai layanan operasi katarak gratis, sejak tahun 2010. Hal ini, membuat dirinya semakin terampil menangani berbagai pasien gangguan pengihatan.
“Ucapan syukur pasien, menjadi penyemangat dan motivasi bagi saya. Kebahagiannya tuh tidak terukur,” terang Uyik Unari.
Lebih jauh, Uyik Untari mengungkapkan, tidak mempermasalahkan besaran biaya dan energi untuk baksos yang telah dilaksanakan. Tercatat, Eyelink Foundation telah melakukan lebih dari 11 ribu Operasi Katarak Gratis di Indonesia.
Tenaga medis yang terlibat, hingga biaya untuk baksos ini bisa diupayakan. Namun, lebih kasihan kalau pasien yang tidak memiliki akses Kesehatan dan biaya, akhirnya mengalami. Biaya dan energi tidak sebanding dengan kebaikan dan kebermanfaatan yang diterima masyarakat.
"Karena itu, misi sosial melibatkan banyak pihak. Kolaborasi bersama instansi pemerintah, universitas, organisasi, dan banyak lainnya," tambah dokter yang juga berpraktik di National Lasik Center Surabaya.
Pada baksos Operasi Katarak dan Pterygium di Pulau Bawean, sejumlah rekan sejawat turut mendampinginya melakukan B yakni dr. Fitria Romadiana, SpM(K), dr. Evy I. Apidian, SpM, dan dr. Danti Ayu Irawati, SpM.
“Saya bersyukur memiliki rekan sejawat yang turut terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial ini. Semoga semakin banyak dokter mata yang melakukan aksi sosial dan bergandengan tangan menekan angka kebutaan di Indonesia,” ungkapnya.
Dikatakanya, Operasi Katarak ini sudah menggunakan teknologi yang canggih, yakni Phacoemulsification (tanpa jahit). Prosesnya hanya berlangsung dalam hitungan menit, kisaran 15 menit dan proses pemulihan juga lebih cepat.
“Semoga pasien yang sudah mendapatkan Operasi Katarak Gratis ini bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” pungkas Uyik Untari.
Editor : Agus Ismanto