UJUNGPANGKAH, iNewsGresik.id – Para petani tambak di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, tengah menghadapi situasi sulit akibat turunnya harga bandeng secara drastis.
Harga jual bandeng di tingkat tambak yang sebelumnya dijual seharga Rp 24 ribu per kilogram turun di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 19.000 per kilogram. Harga ini, jauh dari harapan petani untuk menutup biaya produksi.
Syaifullah Mahdi, salah satu petani tambak di Desa Pangkahwetan, mengungkapkan bahwa kondisi ini memaksa sebagian besar petani untuk menunda masa panen.
Keputusan tersebut diambil karena harga saat ini dinilai tidak cukup untuk menutupi biaya operasional, terutama untuk pakan yang mencapai Rp 13.000 per kilogram.
“Kalau kami panen sekarang, hasilnya tidak akan mencukupi untuk biaya produksi, apalagi untung. Tapi kalau terlalu lama ditunda, biaya pakan akan semakin membebani,” ungkap Mahdi pada Kamis (19/12).
Mahdi menambahkan, para petani berharap cuaca buruk yang mempengaruhi pasokan ikan laut dapat meningkatkan permintaan bandeng. Namun, kenyataannya harga justru turun dalam beberapa hari terakhir.
“Kemarin masih Rp 19.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 16.000. Ini sangat memprihatinkan,” keluhnya.
Selain itu, Mahdi juga menyoroti kesulitan lain yang semakin menekan petani, yakni langkanya pupuk bersubsidi. Ketersediaan pupuk yang minim membuat biaya perawatan tambak semakin mahal, menambah beban bagi petani.
“Kami sudah menyampaikan keluhan ini ke Dinas Perikanan Kabupaten Gresik.. Kami butuh kebijakan yang bisa menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi,” tegasnya.
Para petani tambak di Ujungpangkah kini berharap pemerintah segera hadir untuk membantu mengatasi situasi ini. Dengan harga yang terus anjlok dan biaya produksi yang membengkak, nasib mereka semakin terancam jika tidak ada solusi segera.
“Pemerintah harus memberikan perhatian lebih, karena kami yang bekerja keras menghidupi tambak justru paling merasakan dampaknya,” pungkas Mahdi.
Editor : Agus Ismanto