iNewsGresik.id - Melambungnya harga cabai rawit yang tembus angka Rp 100 ribu, mempengaruhi tingkat inflasi. Untuk itu, Dinas Pertanian Gresik menempuh beragam cara untuk menekan angka inflasi di antaranya mengajak warga ramai-ramai menanam cabai.
Kepala Distan Gresik Eko Anindito Putro mengatakan, pihaknya terus mencari jalan agar harga cabai teratasi. Karena, akan mempengaruhi tingkat ke inflasi. Oleh karena itu, pihaknya berkolaborasi dengan stakeholder untuk menyukseskan program menanam cabai.
"Ini sejalan dengan Surat Edaran Bupati Gresik tentang penanaman bibit cabai di wilayah Kabupaten Gresik," ujarnya Eko Anindito, usai Rapat Koordinasi pembibitan cabai di Ruang Rapat Dhurung Bawean, Pemkab Gresik bersama IPNU dan IPPNU Gresik, Rabu (27/12/2023).
Eko Anindito menambahkan Distan membagikan sebanyak 2 ribu bibit cabai untuk setiap kecamatan di Kabupaten Gresik.
"Tiap kecamatan, Kita berikan dua sachet bibit cabai masing masing berisi 1000 bibit cabai," terangnya.
Hal ini, lanjutnya semacam stimulan dari Dinas Pertanian. Kalau semua didanai dari Dinas Pertanian, maka anggaranya ya kurang.
"Karena itu, Kami menggandeng stakeholder di antaranya PKK, kepala desa, Camat, dan pelajar, dan kelompk masyarakat yang lain. Mereka akan didampingi tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)," ungkap Eko Anindito.
Berdasarkan data Distan Gresik, terdapat lahan seluas 2.095 hektar cabai besar yang tersebar di sejumlah kecamatan yakni Menganti, Driyorejo, Kebomas, Balongpanggang, dan Ujungpangkah.
"Sedangkan 561 hektar cabai kecil dengan rincian di Kecamatan Ujungpangkah, Kedamean, Driyorejo, Wringinanom, dan Panceng," pungkasnya.
Editor : Agus Ismanto