iNewsGresik.id- Yayasan Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik, (Mataseger), baru saja meluncurkan buku terbaru mereka yang berjudul Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita. (LLSGB) di Gedung Nasional Indonesia, Minggu (15/9)
Selain meluncurkan buku LLSGB, juga merilis film animasi, karya asli arek Gresik. Film ini, diadaptasi langsung dari buku tersebut dengan memberikan sentuhan visual yang memukau, sehingga membawa cerita dalam buku menjadi hidup dengan karakter-karakter yang penuh warna.
Peluncuran ini semakin meriah dengan merilis lagu tema LLSGB. Lagu ini dirancang untuk menangkap esensi dari cerita, memberikan nuansa yang mendalam dan menghidupkan semangat kisah yang ditulis dalam buku.
Kombinasi buku, film animasi, dan lagu tema ini, karya LLSGB siap menghadirkan pengalaman yang komprehensif dan memukau bagi para penggemar dan pembaca baru.
Lounching buku ini ditandai dengan 'Bedah Buku' yang menghadirkan narasumber yakni Wisnu, seorang sejarawan dan dosen Unesa. Kemudian Yudi Herwibowo, penulis sastra sejarah.
Dan Wildan Erhu Nugraha, Tim kerja perluasan ruang publik pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan Kemdikburistek. Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani.
Dalam diskusinya, para narasumber menyampaikan pandangan dan apresiasi mereka terhadap karya ini.
Mereka menyoroti betapa pentingnya buku ini sebagai media untuk melestarikan dan menghidupkan kembali kearifan lokal serta sejarah Gresik.
Masing-masing narasumber memberikan perspektif yang berbeda. Namun saling melengkapi, menggarisbawahi nilai-nilai budaya, sejarah, dan tradisi yang diangkat dalam buku tersebut.
Mereka juga menekankan pentingnya peran penulis dalam menggali dan menyajikan cerita-cerita lokal yang sarat makna, sehingga dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat luas.
Melalui diskusi ini, mereka berharap bahwa Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita tidak hanya menjadi bacaan yang memperkaya literasi, tetapi juga menjadi warisan budaya yang akan terus hidup di tengah masyarakat Gresik dan sekitarnya.
Ketua Yayasan Mataseger, Kris Adji AW, menjelaskan bahwa melalui buku ini, mengajak masyarakat untuk lebih memahami jati diri sebagai manusia.
"Para penulis dengan kemampuannya dalam menggali dan menyajikan cerita-cerita lokal, memberikan sentuhan kedalaman emosional dan kepiawaian naratif yang berbeda-beda," ujar Kris Adji.
Buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita merupakan sebuah antologi yang terdiri dari 70 bab, yang masing-masing ditulis oleh penulis dengan latar belakang dan gaya yang unik.
Kris Adji menambahkan bahwa buku ini tidak hanya mengangkat kisah-kisah berlatar sejarah, tetapi juga cerita-cerita tutur (mendongeng) yang memberikan sentuhan istimewa pada karya ini.
"Banyak pujian yang kita terima dari karya istimewa ini," ungkapnya.
Dalam proses penulisan, sebanyak 40 penulis terlibat, termasuk pelajar, arsitek, dan masyarakat umum, dengan rentang usia dan latar pendidikan yang beragam, mulai dari SMP hingga S3.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), memberikan apresiasi tinggi atas usaha Yayasan Mataseger dalam melestarikan warisan budaya lokal melalui karya buku ini.
Menurutnya, buku ini merupakan wujud nyata komitmen dalam upaya pelestarian budaya kepada generasi mendatang.
"Selain memperkaya literasi, buku ini juga memberikan gambaran kekayaan budaya dan sejarah Kabupaten Gresik, " ungkapnya.
Gus Yani berharap bahwa buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita bisa menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas.
"Mari kita bersama-sama menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya yang kita miliki, serta terus mendorong semangat literasi di masyarakat menuju Gresik kaya baca," tutup Gus Yani.
Buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita merupakan gambaran nyata bahwa cerita-cerita lokal memiliki nilai yang penting untuk dipelajari dan diwariskan.
Editor : Agus Ismanto