Peduli Lingkungan, Kelompok Pengusaha dan Muspika Berkolaborasi Gelar Aksi Menanam Pohon

GRESIK, iNews.id - Realestat Indonesia (REI) Gresik berkolaborasi dengan Paguyuban Pengusaha Kebomas (PPK) Forum Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan perumahan Graha amerta boulevard melakukan penanaman pohon jenis Tabepuya  di sepanjang ruas jalan di desa Kedanyang, kecamatan Kebomas, kabupaten Gresik, Sabtu (22/10/2022). 

Program penanaman sejuta pohon bertajuk 'Green Movement Kebomas' merupakan aksi nyata untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih dari polusi udara.

Baca Juga

Peringati Hari Hutan Internasional, SIG Hijaukan Lahan Pascatambang Pabrik Tuban

Camat Kebomas Moch Jusuf Ansori mengatakan gerakan penghijauan merupakan langkah nyata untuk mengantisipasi  perubahan iklim global, menata keindahan kota dan mewujudkan lingkungan yang bersih dari polusi udara.

"Ini kolaborasi Pemerintah Kecamatan, pengusaha, TNI, Polri, Unsur Desa, di wilayah kecamatan Kebomas, Gresik   turut serta menjaga kelestarian lingkungan dan keindahan kota,"ujarnya. 

Moch Jusuf Ansori menambahkan kegiatan penghijauan dilakukan secara berkelanjutan di sejumlah lokasi di wilayah kecamatan Kebomas. Pada aksi penghijauan ini, pihaknya menyediakan sebanyak 1000 pohon jenis Tabepuya disertai tenaga relawan yang bertugas merawat tanaman. 

Baca Juga

Peringati HPN 2024, PWI Gresik Gelar Layanan Pengobatan Gratis di Kampung Nelayan

"Jadi tidak sekedar menanam kemudian ditinggalkan. Tetapi disertai perawatan yang memadai," ungkapnya. 

Lebih jauh Moch Jusuf Ansori mengajak seluruh masyarakat agar senantiasa melakukan penanaman pohon di sekitar  lingkungan. Aksi Menanam pohon ini, juga menjadi investasi nyata untuk masa  anak cucu di masa yang akan datang.

“Kita semua harus bareng-bareng menanam dan memelihara pohon-pohon. Karena ini menjadi investasi kita untuk anak  cucu kita," terangnya. 

Baca Juga

Dukung Pelestarian Lingkungan, PWI Gresik dan PT Wilmar Tanam Seribu Pohon

Senada Ketua REI Gresik, Widodo Feriyanto mengatakan memilih menanam Tabepuya, karena jenis pohon  berbunga asal Amerika selatan ini, sangat toleran terhadap berbagai kondisi tanah, perawatanya mudah dan cocok di  daerah cuaca panas.

"Karena itu, kita harus bareng bareng merawat dan menjaganya sebaik mungkin. Diharapkan tanaman akan tumbuh subur dan terpelihara dengan baik,sehingga menambah keindahan kota," ungkapnya. 

Widodo Feriyanto, menambahkan Jenis tanaman berjuluk pohon sakura tropis, saat musim semi akan bermekaran menghadirkan kecantikan alami, sehingga menambah keindahan kota dan menarik minat masyarakat untuk berswafoto. 

Baca Juga

Hijaukan Kota, PWI Gresik Gencarkan Penanaman Pohon Tabebuya

"Ini juga menjadi salah satu alasan menanam Tabepuya pada gerakan penghijauan ini," terangnya. 

Program penananamn sejuta pohon ini, lanjutnya, merupakan tindakan nyata dan komitmen perumahan Graha amerta boulevard dalam menjaga kebersihan lingkungan bebas polusi dan menambah keindahan kota.
"Ini memang komitmen kami untuk turut serta mewujudkan lingkungan hijau bersih dan asri," terangnya.

Sementara itu. sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Sri Subaidah mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi upaya Peguyuban Pengusaha Kebomas (PPK), REI Gresik dan Perum Graha Amerta Boulevard menjadi pelopor program penanaman sejuta pohon.

Baca Juga

Hari Menanam Pohon Indonesia, Pemkab dan Paguyuban Pengusaha Gresik Hijaukan Lahan Tidur

"Kami sangat mengapresiasi. Program penghijauan ini merupakan gerakan nyata. Sebagai wujud tanggung jawab terhadap masa depan kita, masa depan Indonesia, masa depan anak cucu kita," ujarnya. 

Aksi penanaman sejuta pohon, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengurangi pemanasan global sekaligus membantu pencapaian target emisi 0 pemerintah pada tahun 2060.

"Kami berharap aksi penghijauan terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, teduh, asri, nyaman dan lestari, mengingat bumi ini merupakan warisan untuk generasi yang akan datang," pungkas  Sri Subaidah.

Editor : Agus Ismanto