iNewsGresik.id - Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meresmikan pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 20 ton/ per hari di desa Belahanrejo, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Selasa (27/2/2024).
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengatakan TPST ini, merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan. Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Gresik dalam mengatasi persoalan sampah.
"TPST ini merupakan pengembangan dari program Nawa Karsa Gresik Lestari dalam upaya meningkatkan kebersihan, mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung program Adipura," ujar Bupati Fandi Akhmad Yani, saat menjnjau pengoperasian TPST Belahanrejo, Selasa (27/2/2024).
Bupati yang akrab disapa Gus Yani menambahkan TPST Belaharejo menempati lahan seluas 2 hektar untuk melayani penanganan sampah di wilayah Gresik selatan di antaranya wilayah kecamatan Kedamean, Driyorejo dan kecamatan wringinanom.
"Jadi penanganan sampah tidak terpusat di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Ngipik yang kondisinya sudah overload," terangnya.
Sedangkan di wilayah Kecamatan Menganti, lanjutnya, Pemkab Gresik mengapresiasi para kepala desa yang bergotong-royong membangun TPST Mandiri dan dikelola Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma).
"Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya mengapresiasi partisipasi para kepala desa turut serta melakukan perbaikan nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan," tegasnya.
Menurut Gus Yani, dengan beroperasinya TPST Belahanrejo dan Menganti, maka Pemkab Gresik telah memiliki sebanyak 3 unit TPST.
"Sebelumnya di pertengahan tahun 2023, Pemkab Gresik telah meresmikan TPST di TPS Ngipik berkapasitas 2,5 ton/ per hari," bebernya.
Masih kata Gus Yani, Pemkab Gresik akan terus menambah jumlah TPST di wilayah Gresik Utara dan Kepuauan Bawean. Pasalnya, TPA Ngipik dengan luas mencapai 9 hektar kondisinya sudah overload. Tidak mampu lagi menampung jumlah sampah di Gresik yang mencapai 220 ton per hari.
"Penambahan TPST mendesak dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah dan mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat di Kabupaten Gresik," tandasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah mengatakan Pemkab Gresik melalui Prpgram Nawa Karsa Gresik Lestari akan terus melakukan pengurangan jumlah sampah yang dibuang di TPA Ngipik.
"Kita terus mendorong masing-masing kecamatan berlomba untuk menghadirkan dan memperbanyak TPST di tingkat desa,"ujarnya.
Menurutnya, jika jumlah TPST bertambah, maka otomatis pembuangan sampah di TPA Ngipik akan berkurang. Sebab kondisi di TPA Ngipik sudah overload.
"Terpenting, semua elemen masyarakat turut serta berpartisipasi mewujudkan lingkungann yang bersih dan sejak, yangb dimulai dii rumah masing-masing," ingat Bu Min.
Sementara itu, Kepala dinas lingkungan Hidup, Sri Subaidah mengatakan saat ini jumlah sampah di Gresik yang dibawa ke TPA Ngipik mencapai 220 ton per hari.
"Oleh karena itu. keberadaan TPST diharapkan bisa mengurangi lebih banyak lagi sampah ke TPA Ngipik," bebernya.
Sri Subaidah menambahkan dari sejumlah TPST yang ada, setidaknya menghasilkan sekitar 40 persen atau 20 ton Refuse Devired Fuel (RDF) per hari.
"Produk RDF tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi energi alternatif ramah lingkungan pengganti batu bara pada proses pembakaran di sejumlah industri di Gresik," ungkapnya.
Sri Subaidah menambahkan pengolahan sampah RDF ini juga menjadi solusi atas permasalahan sampah khususnya sampah plastik yang memang sulit terurai secara alami.
"Semakin banyak material sampah plastik yang diolah, maka semakin banyak RDF yang dihasilkan menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan " pungkas Sri Subaidah.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait