iNewsGresik.id - Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror (AT) Mabes Polri bekerjasama dengan Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik melaksanakan Sosialisasi kebangsaan di Aula SMA 1 Cerme Kabupaten Gresik.
Sosialiasi kebangsaan ini, diikuti sebanyak 203 peserta yakni para kepala, pengawas sekolah dan guru BP Sekabupaten Gresik. Naranarasumber kegiatan ini yakni AKBP Dofir, perwakilan dari Tim Densus 88 AT, Kiswanto, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, dan Muhammad Saifuddin Umar, Ex Napiter.
Perwakilan dari Tim Densus 88 AT, AKBP Dofir, menyampaikan sekolah merupakan salah satu tempat yang rentan terhadap penyebaran paham radikalisme. Menurutnya, sinergi instrument penyelenggara sekolah dengan Densus 88 sangat diperlukan.
"Sinergi ini, untuk mencegah berkembangnya paham Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstremisme (IRET) di lingkungan Sekolah," ujar Dofir, Jumat (20/6/2024).
Sosialisasi kebangsaan, lanjutnya, sebagai upaya mengedukasi Para Kepala Sekolah dan Guru tentang paham IRET. "Jika seluruh instrumen sekolah sudah teredukasi, maka pihak sekolah bisa melakukan deteksi dini di lingkungan sekolahnya, sehingga sekolahnya bisa bebas dari paham IRET ini," ungkap Dofir.
Dofir menambahkan, perkembangan penyebaran paham IRET ini sangat cepat, terutama di media sosial. Oleh karena itu, guru memiliki peranan penting untuk melakukan deteksi dini dan mencegah penyebarannya di lingkungan sekolah.
“Berdasarkan fakta tersebut, maka sinergi seluruh instrument penyelenggara sekolah dengan Densus dalam upaya menangkal paham radikalisme di lingkungan Sekolah,” ujar AKBP Dofir.
Sepanjang tahun 2023, Dit Pencegahan telah melakukan kegiatan pencegahan sekitar 16.500. Hal ini, sebagai upaya menekan penyebaran paham IRET. Untuk itu, pihaknya mengajak para Kepala Sekolah dan Guru menjadi agen pencegahan paham IRET di lingkungan sekolah.
"Perkuat sinergi ini, sebagai upaya untuk membentengi para siswa bisa dari paham radikalisme," tegas Dofir.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait