Tinjau Smelter PTFI, Komisi VII DPR Soroti Kendala Hilirisasi Pascakebakaran

Agis
Komisi VII DPR meninjau perkembangan hilirisasi industri dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pascakebakaran yang terjadi tahun lalu. (FOTO : Istimewa)

MANYAR, iNewsGresik.id – Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik untuk meninjau perkembangan hilirisasi industri dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi pascakebakaran yang terjadi tahun lalu.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanti, menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan smelter PTFI mampu beroperasi secara optimal guna meningkatkan nilai tambah produk tambang dalam negeri. Namun, insiden kebakaran yang terjadi pada 2024 menghambat produksi dan menyebabkan penumpukan konsentrat tembaga yang belum dapat diolah maupun diekspor.

"Kami sangat bangga dengan keberadaan Smelter Freeport Indonesia yang merupakan smelter single line terbesar di dunia. Namun, kebakaran yang terjadi tahun lalu menyebabkan penumpukan 130 ribu ton konsentrat di gudang karena belum bisa diolah akibat kerusakan mesin," ujar Evita di lokasi Fasilitas Gas Cleaning Plant, Kamis (6/2).

Ia menyoroti bahwa tanpa solusi yang cepat, kebijakan hilirisasi berisiko tidak berjalan optimal. Oleh karena itu, Komisi VII DPR meminta pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian, untuk mencari jalan keluar agar hasil tambang bisa segera diolah dan tidak hanya mengandalkan ekspor bahan mentah.

Selain kendala pascakebakaran, Evita juga menyoroti rendahnya penyerapan hasil produksi smelter untuk pasar domestik. Menurutnya, jika industri hilir tidak dibangun secara memadai, maka hasil olahan tetap harus diekspor, yang bertentangan dengan tujuan utama hilirisasi.

"Sayang sekali jika kita sudah melakukan hilirisasi tetapi hasilnya tidak terserap dalam negeri. Ini perlu dipikirkan bersama agar industri hilir bisa berkembang dan mendukung proses hilirisasi yang berkelanjutan," tambahnya.

Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, yang turut hadir dalam kunjungan ini berharap keberadaan smelter dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat sekitar.

"Kami berharap Smelter PTFI membawa dampak positif bagi UMKM, penyerapan tenaga kerja, serta kesejahteraan masyarakat. Kami juga berharap agar perbaikan pascakebakaran bisa segera selesai agar produksi dapat kembali berjalan normal," ujarnya.

Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi, menjelaskan bahwa sejak diresmikan pada September 2024, smelter PTFI sudah mulai memproduksi katoda tembaga, sementara produksi emas batangan dimulai pada akhir Desember 2024. Namun, kebakaran di fasilitas pabrik asam sulfat pada Oktober 2024 menyebabkan penghentian operasi smelter.

"Saat ini, proses perbaikan sedang berlangsung dengan target penyelesaian dan start-up produksi smelter pada akhir semester I tahun 2025," kata Jenpino.

Kunjungan Komisi VII DPR RI ini turut dihadiri oleh beberapa anggota DPR, termasuk Novita Hardini, Bane Raj Manalu, Nila Yani, Eric Hermawan, Arjuna Sakir, Izzudin Alqassallam Kasuba, dan Arizal Tom Liwafa.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan koordinasi antara pemerintah, DPR, dan PTFI dapat menghasilkan solusi konkret agar smelter kembali beroperasi penuh dan hilirisasi industri pertambangan dapat berjalan sesuai harapan.

Editor : Agus Ismanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network