DUDUKSAMPEYAN, iNewsGresik.id – Serangan hama tikus yang makin menggila membuat para petani di Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali menggelar tradisi tahunan yang dikenal sebagai Gropyokan Tikus.
Tradisi ini bukan hanya menjadi cara efektif untuk memberantas hama, tapi juga menjadi ajang memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat desa.
Uniknya, setiap tikus hasil tangkapan para petani dihargai sebesar Rp1.500 per ekor. Hadiah ini diberikan oleh pemerintah desa sebagai bentuk apresiasi dan motivasi agar warga semakin giat mengikuti kegiatan tersebut.
Dengan berbekal senapan angin, alat tangkap sederhana, dan semangat kebersamaan, puluhan petani menyisir lahan pertanian pada malam hari. Mereka bergerak secara berkelompok, menyasar sarang-sarang tikus yang kerap merusak tanaman padi.
“Pesertanya puluhan orang, dan hasilnya malam ini ratusan ekor,” ujar Zulham, salah satu petani Desa Gredek yang turut ambil bagian dalam aksi tersebut, Senin (5/5).
Kepala Desa Gredek, Bahrul Ghofar, mengatakan bahwa tradisi ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Selain untuk mengendalikan populasi tikus, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem tanpa menggunakan racun atau jebakan listrik yang berbahaya.
“Gropyokan tikus ini kita selenggarakan setiap tahun untuk mengurangi serangan hama sekaligus menjaga produktivitas pertanian warga,” jelas Bahrul.
Tradisi ini terbukti menjadi alternatif ramah lingkungan dibandingkan penggunaan racun kimia atau aliran listrik yang kerap membahayakan manusia dan hewan lain.
Lebih dari sekadar menangkap tikus, Gropyokan Berhadiah menjadi simbol kekompakan warga dalam menjaga lahan pertanian tetap produktif dan aman dari serangan hama.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait