iNewsGresik.id - Jelang lebaran 2024, Pemkab Gresik kembali menggelar Pasar Bandeng dan Kontes Bandeng Kawak.
Momen ini, sekaligus menjadi puncak gelaran Pasar Bandeng Kawak dan menjadi simbolisme Kabupaten Gresik, sebagai kawasan perdagangan, keagamaan, pertanian dan perikanan.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengatakan Pasar Bandeng merupakan tradisi turun temurun dan merupakan warisan budaya tak benda peninggalan Sunan Giri. Seorang tokoh penyebar agama Islam dan pemimpin yang visioner dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Tradisi tersebut terus dilestarikan. Selain sebagi tradisi dan nilai budaya, Pasar Bandeng Kawak memiliki dampak ekonomi yang positif untuk masyarakat sekitar,” ujarnya, di tengah kegiatan Kontes Kawak Bandeng 2024, di Bandar Grisse Gresik, Senin (8/4/2024).
Kontes Kawak Bandeng 2024, lanjutnya, menjadi puncak tradisi akhir Ramadan dan simbolisme Gresik yang identik dengan ikan bandeng. Gelaran ini merupakan kompetisi ikan bandeng dengan memperlombakan ukuran berat dan panjang bandeng.
“Gelaran ini, menjadi realisasi pelaksanaan Nawa Karsa Gresik Agropolitan untuk mendongkrak ekonomi petani tambak dan masyarakat sekitar," ungkap Bupati yang akrab disapa Gus Yani.
Kabupaten Gresik, secara geografis memiliki wilayah darat dan laut, serta kepulauan Bawean. Gresik juga dilintasi sejumlah aliran sungai dan anak sungai di antaranya sungai Bengawan dan Kali Lamong.
Hal ini menjadikan Gresik berpotensi menghasilkan perikanan sangat besar, baik perikanan budidaya maupun tangkap.
Data BPS Kabupaten Gresik menyebutkan di tahun 2023,petambak dan nelayan di wilayah kecamatan Ujungpangkah dan Duduksampeyan menghasilkan sebanyak 164.866.985 kilogram ikan hasil tangkap dan budidaya.
Rincianya, sebanyak 152.917.475 kilogram merupakan hasil perikanan budidaya dan sisanya sebesar 11.949.510 kilogram merupakan hasil ikan tangkap di laut. Jumlah ini meningkat dari 2022 yang jumlahnya sebesar 162.492.654 kilogram.
Peningkatan produktivitas perikanan, berkat dukungan Pemkab Gresik melalui Nawa Karsa Gresik Agropolitan, khususnya sektor perikanan.
Dinas Perikanan Kabupaten Gresik mencatat Nawa Karsa Agropolitan Perikanan, melalui Program Go Tani Perikanan mampu merealisasikan sebanyak 2.632 orang penerima manfaat di tahun 2023.
Rinciannya sebanyak 2.516 nelayan dan 116 pembudidaya ikan. Jumlah ini melampaui target awal sebesar 1.195 orang penerima manfaat.
Sedangkan melalui Program Nelayan Gresik Berdaulat, mampu meningkatkan kapasitas sebanyak 76 orang nelayan kecil di tahun 2023. Bentuknya berupa diversifikasi alat tangkap, akses permodalan, kelembagaan, dan penguasaan teknologi pemantauan cuaca laut.
Kemudian, Dinas perikinan Gresik di tahun 2023 telah membangun Teknopark Berbasis Minapolitan di 2 lokasi yakni Kampung Bandeng di desa Pangkah Wetan Ujungpangkah dan Kampung Windu di Desa Kemudi Duduksampeyan.
Bahkan, Kampung Bandeng Pangkahwetan telah ditetapkan menjadi kampung baneng Nasional, melalui Keputusan Menteri Kelautan Nomor 64 Tahun 2021.
Program Nawa Karsa Gresik Agropolitan juga berhasil membangun sarana dan prasarana perikanan sebanyak 81 unit, meliputi rumah produksi, normalisasi saluran, hingga peralatan penunjang di Kampung Bandeng.
Kabupaten Gresik juga mendapatkan hibah berupa Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Sidayu yang berguna untuk meningkatkan nilai tambah ikan Bandeng melalui pengolahan pascapanen.
Dari sisi pencapaian target, Dinas Perikanan mengalami peningkatan produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya. Seangkan, angka konsumsi ikan di Kabupaten Gresik tercatat cukup baik di angka 43,07 kilogram per kapita per tahun di tahun 2022.
Gus Yani berharap beragam program dan capaian Nawa Karsa, sekaligus konservasi budaya seperti tradisi Pasar Bandeng bisa menjaga spirit agro-ekonomi. “Semoga para petani ikan tetap semangat dalam budidaya ikan,” pungkas Gus Yani. (*)
Editor : Agus Ismanto