GRESIK, iNews.id - Duka tengah menyelimuti sepak bola Indonesia. Kerusuhan terjadi selepas pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, (1/10/2022).
Kerusuhan itu, menyebabkan sebanyak 127 suporter meninggal dunia, salah satunya Hadiyatus Tsaniah (24), warga desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Salah satu teman kuliah korban, Rizki Adi Adha mengatakan, almarhumah mengambil jurusan program studi Fakultas Agama Islam (FAU) Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Universitas Islam Malang (Unisma) tahun 2016.
"Setelah lulus kuliah, almarhumah aktiv menjadi guru les privat," ujarnya, Minggu (2/10/2022).
Dikatakanya, korban dahulu bergabung dalam organisasi Formagres (Forum Mahasiswa Gresik). Korban dikenal dengan pribadi yang baik, suka menolong temannya. "Semasa hidupnya, Korban juga aktif di beberapa organisasi kepemudaan dan kampus," terangnya.
Menurutnya, awal perkenalan terjadi saat Maba di kampus. Waktu itu, dirinya menjabat sebagai wakil ketua Formagres dan korban menjabat sebagai sekertari. "Ini awal perkenalansaya dengan almarhumah," kenang Rizki Adi.
Semasa hidup, lanjutnya, korban dikenal sebagai sosok yang pintar dan baik. Orang tuanya Sukardi, berprofesi sebagai guru di Pondok Mambaul Ihsan Banyuurip, Ujungpangkah, lembaga Al Fattah, dan SMA Alkarimi Tebuwung, Dukun.
"Dari segi keluarga, korban terdidik dengan baik dalam hal agama maupun pendidikan," ungkapnya.
Lebih lanjut Rizki Adi Adha menjelaskan, dirinya tidak tahu persis aktivitasnya di dunia suporter Arema di Malang. Karena sekitar satu tahun lebih sudah tidak intens komunikasi bersama korban.
“Sepertinya memang suka nonton bola klub Arema. Dia (almarhumah) suka liat Arema saat di Malang. Setahu saya dua kali menonton Arema,” jelas Rizki yang menamatkan pendidikan jurusan tehnik mesin.
Atas kepergian Almarhumah, Rizki Adi Adha mengaku sedih. Ia berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik dan pulang dalam keadaan khusnul khotimah.
“Doa terbaik buat teman saya mas. Dia kualiah ambil jurusan yang mulia, mungkin di benaknya ingin mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai cita-citanya meneruskan ayahnya,” jelasnya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait