GRESIK, iNews.id - Mendukung upaya Pemerintah mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan, Pabrik SIG di Kabupaten Tuban, Jawa Timur menerapkan teknik pertambangan surface mining di bagian selatan area tambang batu gamping berjarak 700 meter dari area pemukiman penduduk.
Surface mining atau teknik penambangan tanpa peledakan di atas permukaan dengan menggunakan mobile milling machine, surface miner engine power 950 HP untuk pemberaian batu gamping sebagai bahan baku dengan kapasitas pengerukan 300 ton material per jam. Sedangkan, untuk pengumpulan material hasil pemberaian dilakukan menggunakan wheel loader.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan penerapan teknik surface mining telah dimulai sejak 2012 sebagai wujud improvisasi kegiatan pertambangan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi dampak langsung yang ditimbulkan aktivitas pertambangan dengan teknik peledakan di lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk di jarak 500 meter - 700 meter.
"Pemberaian menggunakan teknik surface mining memiliki keunggulan antara lain meminimalisasi timbulnya polusi debu, kebisingan, dan getaran," ujar Vita Mahreyni, Jumat (24/3/2023).
Teknik ini, lanjutnya juga untuk meningkatkan kualitas produksi hasil tambang (run-off mine), karena menggunakan metode penambangan selektif, serta membentuk permukaan teras penggalian yang bersih dan stabil.
Vita Mahreyni menambahkan selain menambang secara berkelanjutan, SIG juga memulihkan lahan pasca tambang dengan melakukan reklamasi melalui gerakan penanaman berbagai jenis pohon, diantaranya jati, johor, mahoni, sengon, flamboyan, trembesi, kesambi dan juwet.
"Hingga Februari 2023, SIG telah melakukan reklamasi lahan pasca tambang batu gamping di Pabrik Tuban seluas 313,36 hektar dan menanam sebanyak 533.200 pohon”, bebernya.
Vita Mahreyni mengungkapkan program reklamasi ini, melibatkan sebanyak 527 petani binaan yang tergabung dalam 24 kelompok untuk menggarap lahan green belt. Para petani mendapatkan sarana produksi, pelatihan, serta edukasi mengenai inovasi pertanian yang efektif, efisien dan berbasis kelestarian lingkungan.
"Dengan begitu, para petani dapat memiliki kompetensi petani modern yang berdaya saing tinggi," pungkasnya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait