GRESIK, iNews.id – SIG terus berupaya meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif, sebagai energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Upaya tersebut diwujudkan melalui penanaman lebih dari 143 ribu batang pohon Kaliandra merah di area reklamasi Pabrik Tuban, Jawa Timur dan beberapa lokasi di Sumatra Barat.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, SIG mentargetkan menurunkan emisi karbon sebesar 515 Kilogram CO2/per ton cement equivalent pada tahun 2030. Hal itu diwujudkan dengan mendorong Perusahaan untuk terus berinovasi menciptakan terobosan-terobosan kreatif guna mencapai target tersebut.
Di antaranya dengan pemanfaatan Kaliandra merah yang memiliki potensi sebagai energi alternatif ramah lingkungan berbasis biomassa, bersifat carbon neutral sehingga mampu menghasilkan jumlah emisi buang lebih rendah dari bahan bakar lainnya.
“Kaliandra merah (calliandra calothyrsus) tidak hanya memiliki tampilan yang cantik tetapi juga kaya akan manfaat," ujar Vita Mahreyni, Rabu (23/5/2023).
Tanaman asal Guatemala ini, lanjutnya merupakan bahan baku terbaik wood pellet karena kayu kaliandra merah dapat menghasilkan kalori sebesar 4.700 kkl. Daunnya bagus untuk bahan pakan ternak karena mengandung 20-25 persen protein dan bunganya dapat dimanfaatkan sebagai bahan ladang ternak lebah.
"Selain itu, kaliandra merah juga bagus untuk kesuburan tanah dan dapat berfungsi sebagai penahan erosi,” bebernya.
Vita Mahreyni, menambahkan Sejak Februari sampai April 2023, telah menanam sebanyak 10.000 bibit kaliandra merah di area reklamasi pabrik Tuban, Jawa Timur menempati lahan seluas 15,7 hektar. Penanaman kaliandra merah merupakan salah satu inovasi SIG untuk pemulihan dan penghijauan lahan pascatambang, serta menyiapkan bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
"Hal ini karena emisi buangan CO2 dari wood pellet kaliandra 8 kali lebih rendah daripada bahan bakar gas, serta 10 kali lebih rendah daripada batu bara dan bahan bakar minyak," terangnya.
Menurutnya, tanaman Kaliandra merah sudah bisa dipanen pada tahun depan, setelah berusia satu tahun. Pada panen tahun pertama, hanya bisa dilakukan satu kali. Sedangkan di tahun-tahun berikutnya, panen bisa dilakukan per enam bulan atau dua kali dalam setahun.
Jika setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 5 kg batang, maka total menghasilkan 50 ton batang yang akan didapatkan dalam sekali panen dan dapat dijadikan umpan pada pembakaran di tanur semen. "Selain itu, daunnya yang tinggi protein dapat dijadikan pakan ternak di Ecopark Kambang Semi," bebernya.
Lebih jauh Vita Mahreyni mengungkapkan anak usaha SIG, yakni PT Semen Padang juga melaksanakan program penanaman kaliandra merah di Sumatra Barat. Selain di lahan reklamasi batu gamping, PT Semen Padang juga berkolaborasi dengan sejumlah stakeholders, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga kelompok tani dan pelaku UMKM.
"Selama periode Juli 2022 hingga April 2023, pohon Kaliandra yang ditanam mencapai 133.111 pohon dengan luasan lahan mencapai 13 hektare tersebar di 13 kabupaten/kota, terutama di sekitar kawasan Perhutanan Sosial dan diperkirakan akan mulai panen di kuartal III tahun 2023," ungkapnya.
Dikatakanya, Selaku inisiator, PT Semen Padang bertindak sebagai penyedia bibit, penyedia mesin pencacah kayu kaliandra merah, dan pembeli hasil panen kaliandra merah. Sedangkan, pemerintah daerah bertindak selaku fasilitator dan mediator, serta akademisi sebagai periset dan pendamping teknis.
Menurutnya, kelompok tani dan pelaku UMKM sebagai pihak yang menanam, merawat, memanen, mencacah dan menjual hasil panen ke PT Semen Padang. Hasil panen kayu kaliandra merah nantinya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi ramah lingkungan di pabrik PT Semen Padang.
"Dengan skema ini, diharapkan dapat menciptakan ekonomi sirkular yang mendatangkan banyak manfaat bagi banyak pihak," pungkasnya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait