Jakarta, iNewsGresik.id- SIG terus meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif dari biomassa pada proses pembuatan semen di pabrik milik Perusahaan. Pada tahun 2022, penggunaan biomassa di pabrik-pabrik milik SIG tercatat mencapai 2,7 juta ton. Bahan bakar alternatif ini memanfaatkan sekam padi, bonggol jagung, cangkang mete dan cangkang sawit.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, penggunaan biomassa merupakan salah satu inisiatif SIG untuk substitusi energi fosil dan mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. "SIG berkomitmen menjadi motor penggerak transisi ke ekonomi hijau dengan memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan," ujarnya, Kamis 27 Juli 2023.
Vita Mahreyni mengungkapkan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif menjadi solusi untuk mengurangi limbah pertanian yang berpotensi menimbulkan gas metana. Jika dibiarkan terdegradasi, akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“Inisiatif penggunaan bahan bakar alternatif biomassa, mendapat apresiasi dari dunia internasional. Anak usaha SIG yaitu PT Semen Tonasa, terpilih menjadi salah satu perusahaan di dunia yang memenangkan Award of Excellence in Energy Management pada ajang the 2023 CEM’s Energy Management Leadership Awards,” ungkap Vita Mahreyni.
Selain biomassa, lanjutnya, SIG juga memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif melalui teknologi refuse-derived fuel (RDF) di Pabrik SBI Narogong dan Cilacap. "Dua perusahaan ini, memelopori terwujudnya fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap," bebernya.
Vita Mahreyni menambahkan selain manajemen energi yang berkelanjutan, SIG juga fokus pada perlindungan lingkungan untuk mewujudkan konservasi keanekaragaman hayati. sejak tahun 2018, PT Semen Tonasa, memanfaatkan lahannya untuk melakukan konservasi keanekaragaman hayati (kehati) dan situs prasejarah di Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong.
"Manajemen PT Semen Tonasa bergerak cepat dengan menetapkan kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3 persen dari total lahan tambang seluas 280 hektare sebagai kawasan konservasi," ujarnya.
Menurut Vita Mahreyni, pengelolaan kawasan Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong dilakukan secara cermat, sesuai rekomendasi SIG. Mulai dari reklamasi dan revegetasi di kawasan konservasi, mengontrol kegiatan operasional untuk memastikan efek getaran dan debu tetap berada di bawah ambang batas.
Kemudian penanganan debu secara rutin, pemeliharaan dan pengairan jalan tambang, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian situs prasejarah untuk mencegah aksi vandalisme dan perusakan, hingga memasang rambu dan pembatasan akses, serta menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
Selain itu, dilakukan monitoring dampak lingkungan di kawasan Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong, uji emisi debu, getaran peledakan, dan air asam tambang. Hasil pemantauan pada Desember 2022, getaran dari aktivitas penambangan tidak sampai ke Gua Bulu Sipong, sehingga tidak mengancam situs prasejarah yang ada.
"Inisiatif pelestaran cagar budaya di Geopark Bulu Sipong dan melakukan assesment serta monitoring atas pelaksanaan inisiatif tersebu mendapatkan respons positif dari salah satu pemegang saham SIG, yakni Norwegian Government Pension Fund (NGPF)," terangnya.
Lebih jauh Vita Mahreyni menjelaskan sejak 2018 hingga Mei 2023, PT Semen Tonasa telah menanam sebanyak 22 jenis tanaman dengan total mencapai 2.719 pohon untuk menambah keanekaragaman flora di Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong, di antaranya eboni (diospyros celebica), kayu kuku (pericopsis mooniana), dan bitti (vitex cofassus) yang merupakan tanaman endemik lokal. Kemudian ada juga beragam tanaman buah seperti jeruk, mangga, kelapa, rambutan, alpokat, durian dan sawo.
“SIG senantiasa menjalankan operasional berkelanjutan dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan, kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan untuk pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, menjalankan program-program pemberdayaan untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar, serta menjalin komunikasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan,” pungkas Vita Mahreyni.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait