iNewsGresik.id - Memasuki masa panen raya, harga gabah di Kabupaten Gresik justru turun dari Rp 8 ribu menjadi Rp 6 ribu rupiah per kilogram. Kondisi ini menimbulkan kecemasan para petani, karena musim panen baru dimulai.
Salah satu petani, Arifin (44) mengatakan penurunan harga gabah terjadi secara bergelombang, sejak 2 pekan kemarin. Mulanya turun dari Rp 8 ribu menjadi Rp 7 ribu dan sekarang menjadi Rp 6 ribu per kilogram.
"Saya khawatir harga gabah terus menurun, seiring datangnya musim panen raya. Kalau harga terus menerus anjlok, maka nasib petani semakin terpuruk," ujar petani asal desa Wedani, Kecamatan cerme, Kabupaten Gresik, Rabu (20/3/2023).
Arifin menambahkan anloknya harga gabah selalu terjadi, saat memasuki musim panen raya. Sedangkan, harga kebutuhan produksi pertanian terus meningkat, mulai dari pupuk, bibit, dan tenaga kerja.
"Ya Mau bagaimana lagi. Ya dijalani saja. Petani kecil seperti saya bisa apa," ungkapnya.
Senada disampaikan Mas Arya, seorang petani yang juga pengelola jasa sewa alat mesin pertanian (Alsintan). Menurutnya, cuaca ekstrim menjadi salah satu penyebab merosotnya harga gabah.
"Tanaman padi yang siap panen rusak diterjang angin. Akibatnya, buah padinya roboh terendam air, sehingga kualitasnya merosot dan harganya jatuh," ungkapnya.
Mas Arya menambahkan meski harga beras di pasaran cukup tinggi, tetapi petani tidak sempat merasakan manfaatnya. Pasalnya, saat memasuki musim panen, justru harga gabah terjun bebas.
"Kalau dihitung dengan biaya produksi dan biaya panen, maka keuntungan petani sangat tipis sekali," ujarnya. Samirin.
Jika harga gabah terus merosot, lanjutnya, petani berharap pemerintah melalui Perum Bulog membeli gabah petani sebagai stok pangan daerah. Hal ini, penting agar petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar.
"Semoga Pemerintah bersedia membeli harga gabah petani dengan harga yang pantas yakni kisaran Rp 7 ribu per kilo gram," pungkas Mas Arya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait