GRESIK, iNewsGresik.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberikan penghargaan "Pelabuhan Sehat" kepada Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, kepada Senior Vice President (SVP) Pengelolaan Pergudangan dan Pelabuhan Petrokimia Gresik, I Gusti Bagus Manacika, di Jakarta baru-baru ini.
Penghargaan ini, merupakan apresiasi atas pengelolaan pelabuhan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandara Udara Sehat.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan ini.
"Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan pengelolaan pelabuhan, mendukung program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto," ujar Dwi Satriyo di Gresik, Senin (16/12).
TUKS Petrokimia Gresik dinilai unggul dalam berbagai aspek yang diatur Permenkes, termasuk penyelenggaraan kesehatan lingkungan, penataan fasilitas, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), keselamatan kerja (K3), keamanan, dan inovasi.
"Pelabuhan ini juga mengadopsi konsep Green Port yang membuat pengelolaannya lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga mendapat pengakuan internasional dari APEC Ports Service Network (APSN) pada 2023.," ungkap Dwi Satriyo.
Selain itu, lanjutnya Petrokimia Gresik memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan efektivitas operasional pelabuhan melalui aplikasi seperti Petro Port, Er-Port, dan WMS.
"Inovasi ini membantu kami tidak hanya mendukung kelancaran distribusi pupuk, tetapi juga menciptakan efisiensi biaya dalam proses kepelabuhanan," tambah Dwi Satriyo.
Dengan keberhasilan ini, TUKS Petrokimia Gresik membuktikan perannya sebagai fasilitas strategis dalam mendukung distribusi pupuk ke seluruh Indonesia.
"Pelabuhan Sehat adalah wujud komitmen kami terhadap bisnis yang berkelanjutan, sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional," pungkas Dwi Satriyo.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait