GRESIK, iNews.id - Kirab Hanoman mengusung tumpeng bandeng setinggi 4 meter mewarnai prosesi sedekah bumi masyarakat petani tambak di desa Pandanan, Kecamatan Duduksampean, Kabupaten Gresik, Jumat (9/9).
Upacara adat yang telah berlangsung secara turun-temurun ini kembali digelar dan mendapatkan sambutan antusias warga, setelah terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Ritual sedekah bumi diawali dengan arak-arakan tumpeng bandeng setinggi 4 meter diusung 4 orang berpakaian Hanoman warna warni. Tumpeng berisi ikan bandeng dan aneka hasil bumi diarak mengelilingi perkampungan.
Sepanjang perjalanan, ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang tua menyambut antusias sambil melantunkan sholawat nabi. Warga yang dilintasi arak arakan tumpeng, kemudian turut serta di belakangnya sambil membawa beragam hasil bumi.
Kepala desa Pandanan, Suryadi, mengatakan, sedekah bumi ini, sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas limpahan kesehatan, rejeki dan hasil panen yang mellimpah. Melalui sedekah bumi, warga berdoa semoga Allah SW senantiasa melimpahkan keberkahan dan kesejahteraan.
"Ini merupakan ungkapan puji syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang melimpah, . Semoga warga Pandanan selalu diberikan kesejahteraan dan keberkahan hidup," ujarnya saat membuka prosesi sedekah bumi, Jumat (9/9).
Dalam ritual sedekah bumi, lanjut Suryadi, sosok Hanoman warna warni melambangkan figur penolong yang tidak membeda-bedakan antar warga. Selalu menjaga kerukunan dan mengedepankan kegotong-royongan.
"Melalui sedekah bumi, kita membangun rasa kebersamaan, saling bahu membahu dan menjaga kerukunan," ungkapnya.
Menurutnya, warga menghadirkan bandeng dan aneka hasil pertanian sebagai bahan baku tumpeng, karena sebagian besar bekerja di sektor pertanian, terutama petani tambak bandeng. "semua sajian di tumpeng merupakan sumbangan warga yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian," jelas Suryadi.
Puncak prosesi sedekah bumi ditandai dengan tradisi "Rebutan bandeng dan Sewur uang" dan menjadi momen yang sangat dinantikan. Diikuti ratusan warga mulai dari anak anak hingga orang tua. Mereka, bahkan rela berdesak-desaka demi mendapatkan sajian sedekah bumi.
Salah satu warga, Anisa, mengatakan, terkesan dengan tradisi rebutan di desanya, meski harus berdesak-desakan dengan warga yang lain."Pokoknya Seru. Meski harus terjatuh karena berebut dengan warga lain," ujarnya.
Dikataknya, warga sudah lama merindukan prosesi sedekah bumi. Pasalnya, selama dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19. Dirinya berharap prosesi sedekah bumi terus dilaksanakan untuk kebersamaan dan kegotong royongan warga.
"Kami berharap Pemerintah terus melaksanakan sedekah bumi untuk membangun kebersamaan dan kerukunan warga," harapnya.
Prosesi sedekah bumi ditutup dengan pentas seni wayang kulit semalam suntuk. Selain memberikan hiburan kepada warga juga untuk melestarikan seni warisan nenek moyang.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait