GRESIK, iNews.id - Tradisi malem selawe (Hari ke 25 di bulan Ramadhan) menjadi momentum yang istimewa. Karena amalan-amalan di 10 hari terakhir di bulan penuh kemuliaan yakni malam Lailatul Qodar.
Pada Ramadan 2023 ini, warga Gresik kembali menyambut malam ganjil ini dengan beribadah khusyu dan perbanyak membaca doa dan amalan. Tradisi ini telah berlangsung secara turun temurun sejak ratusan tahun silam dan dikenal dengan Malam Selawe.
Menurut sejarah, tradisi malam selawe merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di zaman Sunan Giri. Seorang penyiar agama islam di Pulau Jawa. Saat itu, sebelum mudik, Raden Paku (Sunan Giri) mengajak para santrinya beri’tikaf di Masjid Giri dengan harapan mendapat berkah malam istimewa di Bulan Ramadhan.
Putra Alm KH. Muchtar Jamil, Gus Fakhruddin Fakhry mengatakan malem selawe berarti menjelang hari ke-25 Ramadan. Awalnya Malam Selawe merupakan ajang sowan atau berpamitan para santri kepada Kanjeng Sunan Giri. Kebetulan saat itu banyak santri berasal dari berbagai daerah di Nusantara.
" Biasanya, sebelum mereka pulang kampung atau mudik Lebaran, pada Ramadan malam ke-25 itulah para santri melaksanakan qiyamul lail, mengaji, membaca yasin dan tahlil, dan beriktikaf, " ujarnya.
Sementara salah itu Mohammad Tajudin salah satu pengurus Yayasan Makam Nyai Ageng Pinatih yang mendampingi Gus Fakhruddin Fakhry menyampaikan hingga sekarang, malam selawe menjadi sebuah tradisi yang berlangsung turun menurun. Banyak peziarah yang datang ke Makam Sunan Giri, mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua.
" Para peziarah dari Gresik maupun dari luar Kabupaten Gresik biasanya datang berbondong-bondong untuk iktikaf, berdoa, mengaji, dengan harapan mendapat berkah. Juga, berharap mendapat malam yang sangat istimewa, yaitu Lailatul Qadar, " tuturnya.
Ditambahkan Tajudin mengungkapkan saat malem selawe itulah seluruh masyarakat dari sekitar Giri dan daerah lainnya berdatangan berjubel-jubel. Menapaki sepanjang Jalan Sunan Giri sampai dengan area masjid dan makam.
" Di Kanan-kiri jalan banyak penjual UMKM, makanan, minuman, mainan, baju, jilbab, dan lain-lain. Bagi warga sekitar dan penjual, malam selawe menjadi berkah jelang Hari Raya Idul Fitri, " ungkkapnya.
Pada era sekarang, tradisi tersebut berkembang tidak hanya beri’tikaf di masjid melainkan berziarah ke makam Sunan Giri serta banyaknya ratusan pelaku UMKM yang berjualan di lokasi makam.
Mereka menjajakan aneka produk usahanya yang dijual kepada para peziarah. Rahmat ,44, warga asal Kebomas yang berjualan baju muslim. Dirinya sangat berharap banyak adanya kegiatan ini untuk menambah kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah dengan adanya pasar malam selawe, bisa membuat ekonomi para pedagang seperti saya ketiban rejeki banyak,” ujarnya.
Disisi lain, Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Aminatun Habibah atau akrab dipanggil Bu Min mengatakan, banyaknya pengunjung di Masjid Giri. Hal ini bagus untuk UMKM sekitar mengingat menjelang lebaran pasti banyak masyarakat yang membutuhkan bermacam pakaian, atau kebutuhan yang baru. Sehingga, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Semangat Sunan Giri dalam mengajak masyarakat bermunajat kepada Allah SWT terus diwariskan ke masyarakat Gresik termasuk diantaranya membangkitkan kembali UMKM pasca pandemi covid-19,” pungkasnya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait