Warga Sukorejo Gresik Unras Tuntut Penyerapan Tenaga Kerja, Lalin Alternatif Surabaya - Gresik Macet
GRESIK, iNews.id - Ratusan warga desa Sukorejo Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik yang tergabung dalam Aliansi Warga Pojok Sukorejo Bersatu (ASWAPORIO) dan Genpatra menggelar aksi unjukrasa di depan perusahan penghasil kayu PT Haswin Hijau Perkasa, Senin (5/6/2023).
Aksi unjukrasa ini sempat menimbulkan kemacetan panjang, karena pengunjukrasa yang didominasi kelompok remaja dan emak emak menggelar aksinya di tengah jalan Mayjen Sungkono, yang menjadi jalur alternatif Gresik – Surabaya. Akibatnya, ratusan truk dan trailer terjebak kemacetan selama lebih dari 5 jam.
Kepala Desa Sukorejo, Fatkhur Rokhman dalam orasinya menuntut perusahaan mempekerjakan warga ring 1 sebanyak 60 persen dan pengelolaan limbah industri bekerjasama dengan Bumdes.
“Kami sudah di PHP selama 12 tahun, jadi wajar bagi menuntut apa yang menjadi hak kami. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, warga Sukorejo harusnya dipekerjakan sesuai dengan kuota, ini kan wilayah kami, masak gak mau mensejahterakan,” ungkapnya.
Dalam Perda nomor 7 tahun 2022 tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan, Perusahaan wajib merekrut 60 persen tenaga kerja lokal Ring 1. Sedangkan di Desa Sukorejo masih 20 persen warga bekerja di PT HHP.
“Saat ini, dari 500 kuota, hanya 100 warga Sukorejo yang bekerja di PT HHP,” terangnya.
Rokhman juga menyampaikan, bahwa dalam PP nomor 11 tahun 2021 tentang pengelolaan Bumdes, perusahaan wajib bekerja sama dengan warga setempat dalam pengelolaan limbah.
“Kami menuntut hanya Bumdes yang bekerja sama, jika tuntutan kami diingkari atau dilecehkan, akan kami gelar aksi lebih besar,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Kepala Pabrik PT HHP Dody Winarto menyepakati tuntutan warga dengan persyaratan sesuai prosedur yang berlaku, yakni skill dan dedikasi.
“Kalo bolosan dan males ya mohon maaf, selama ini sudah pernah mencukupi tapi karena secara kompetensi kurang ya jadi tidak memenuhi target,” terangnya.
Sedangkan untuk persoalan limbah ia menerangkan ada dua limbah yang dihasilkan perusahaanya. Yakni, serbetan dan serbuk. Limbah Serbuk sudah ada MoU dengan perusahaan lain, sedangkan serbetan ini masih ada konsumsi untuk bahan bakar boiler.
“Nanti kami lihat berapa besar, mungkin kita beri kesempatan dengan Bumdes. Ada nilai profitable penawaran, jadi akan bersaing dengan vendor. Kita bisnis dan fair,” tuturnya.
Editor : Agus Ismanto
Artikel Terkait